Bupati Mojokerto Berangkatkan 289 Santri Kembali ke Pondok Lirboyo

Setelah beberapa bulan menjalani masa belajar di rumah akibat pandemi Covid-19, 289 orang santri Ponpes Lirboyo Kediri asal Kabupaten Mojokerto, akhirnya bisa kembali ke ponpes mereka lagi. Bupati Mojokerto Pungkasiadi, melepas langsung keberangkan para santri ini, Sabtu (4/7) pagi di halaman kantor PCNU Kabupaten Mojokerto.

“Hari ini kita melepas lagi para santri Lirboyo untuk kembali belajar di ponpes. Urusan Covid-19 memang belum selesai, semuanya harus benar-benar jaga kesehatan. Maka dari itu, saya tadi titip pesan ke anak-anak kita ini, untuk tetap disiplin protokol kesehatan di sana,” kata bupati usai memberangkatkan kendaraan bus para santri secara simbolis.

Bupati Pungkasiadi juga mengaku bangga dengan para santri Kabupaten Mojokerto, yang tidak pernah patah semangat untuk menuntut ilmu. Dari generasi ini nanti, bupati menitipkan harapan agar nantinya para santri dapat menjadi generasi penerus bangsa yang sukses.“Kita doakan anak-anak kita ini sukses dan menjadi generasi bermanfaat. Nantinya, merekalah yang akan mengantikan kita menjadi ulama-umaro. Saya juga pesan untuk anak-anakku semua, terus jaga nama baik Kabupaten Mojokerto,” pesan bupati didampingiin Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto KH. Abdul Adzim Alwi.

Sementara di hari dan tempat yang sama usai melepas santri Lirboyo, Bupati Pungkasiadi juga menerima kunjungan Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah yang menyerahkan program bantuan dari kementerian yang dipimpinnya.

Bupati Pungkasiadi di depan Menteri Ida Fauziyah, menyampaikan kondisi Kabupaten Mojokerto dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 saat ini khususnya jumlah kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak.

“Ada kurang lebih 1.464 orang pekerja yang terpaksa dirumahkan, akibat imbas dari pandemi ini. Namun, Pemerintah Kabupaten Mojokerto saat ini terus berupaya menangulangi. Selain kesehatan dan jaring pengaman sosial (JPS), kita terus berupaya melakukan pemulihan di bidang ekonomi menuju era new normal,” jabar Bupati Pungkasiadi.

Menteri Ida Fauziah pun setuju, jika musibah non alam Covid-19 benar-benar membawa dampak tidak hanya untuk Indonesia melainkan hampir di seluruh dunia. Menurutnya, Indonesia tidak hanya mengalami krisis kesehatan, tetapi juga krisis ekonomi yang mengakibatkan masyarakat kehilangan pekerjaan maupun sumber ekonomi sehari-hari. “Beberapa kali krisis yang pernah dialami, tapi krisis karena Covid ini benar-benar luar biasa pukulannya. Kurang lebih ada 1,7 juta pekerja yang terdampak, termasuk yang dilaporkan Bapak Bupati tadi,” kata Ida Fauziah.

Dalam maksud kunjungannya ini, Ida menyerahkan sejumlah bantuan dari beberapa program Kementrian Ketenagkerjaan RI. Antara lain bantuan Paket BLK Komunitas kepada PCNU, bantuan program Paket Padat Karya, bantuan untuk 26 pesantren, bantuan Paket Tugas Pembantuan kepada Disnaker serta bantuan program Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri dan Inkubasi Bisnis kepada 250 wirausahawan.(sma/ADV)