“Hingga suatu hari Raden Wijaya menyampaikan keinginannya meminta lahan di hutan Tarik yang ada di wilayah Kediri. Hutan yang semula dipenuhi dengan tumbuhan, kini berubah menjadi pemukiman penduduk.
Suatu ketika, seorang yang semangat bekerja merasakan kehausan, dia memetik dan memakan buah yang serupa dengan jeruk tapi kulitnya lebih halus. Rupanya, buah yang pahit ini bernama Maja. Sejak saat itu, Raden Wijaya menamakan wilayah Tarik sebagai Majapahit.”
Begitulah sekelumit cerita Asal Muasal Majapahit yang dibawakan oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di hadapan para siswa dalam peringatan Hari Dongeng Internasional yang digelar di Pendopo Rumah Rakyat, Jumat (19/3/2021).
Pagi itu, anak-anak sekolah dasar yang masih lengkap mengenakan seragam Pramuka datang secara berkelompok untuk menghadiri Pagelaran Seni Budaya yang diselenggarakan oleh Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto.
Mereka tampak duduk manis, mengikuti arahan dari para guru pendamping. Raut wajah antusias, nampak jelas dari wajah-wajah mereka yang ingin segera mendengarkan cerita rakyat dari para pendongeng.
Benar saja, anak-anak ini begitu bahagia ketika mendapatkan instruksi langsung dari wali kota perempuan pertama di Mojokerto, untuk mendekat di panggung.
Mereka pun, duduk melingkar tanpa mengurangi aturan dari protokol kesehatan covid-19. Jaga jarak dan memakai masker. Dengan penuh semangat, para siswa SD dari beberapa sekolah di Kota Mojokerto ini tampak serius mendengarkan cerita rakyat yang dibawakan langsung oleh Ning Ita.
Dan benar saja, sesekali Ning Ita melemparkan pertanyaan. Mereka pun dengan sigap menjawab.
Suasana yang begitu meriah pada Peringatan Hari Dongeng Internasional ini, membawa kebahagiaan tersendiri bagi siswa SD yang selama ini telah menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi covid-19.
Lanjutan Berita : >>> Dikonsep Pagelaran dan Adu Dongeng, Ini Puncak Acaranya…